Resume Hipertensi




            RESUME KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS STIKES DEHASEN

Hari / Tanggal               : 25 April 2014
Diagnosa Medis            : Hipertensi
Ruangan                       : Poli Jantung RSUD dr. M. Yunus Bengkulu

1.      Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
2.      Etiologi dan Patofisologi
a.       Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai  penyebab yang  spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiacoutput atau peningkatan tekanan  perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Ø Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
Ø Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
Ø Stress Lingkungan.
Ø Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
          Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
          Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
b.      Patosiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan pabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
3.    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien dengan hipertensi adalah :
1.    Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2.    Sakit kepala
3.    Epistaksis
4.    Pusing / migraine
5.    Rasa berat ditengkuk
6.    Sukar tidur
7.    Mata berkunang kunang
8.    Lemah dan lelah
9.    Muka pucat
10.     Suhu tubuh rendah
4.      Data Fokus
1.    Identitas Klien:
Nama                           : Tn. R
Umur                : 68 thn
Agama : Islam
Pekerjaan         : Pensiunan
Alamat : Kandang Limun
2.    Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
a.    Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sering merasa sakit kepala dan pusing, rasa berat ditekuk dan susah tidur Klien tampak pucat dan lemas.
b.    Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah di rawat dirumah sakit sebelumnya
c.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya memiliki riwayat darah tinggi.
3.    Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum            : Lemah
Kesadaran                    : Composmentis
TTV
TD                               : 180/90 mmHg
Nadi                             : 90 x/m
Pernafasan                    : 26 x/m
Suhu                             : 35,0 oc
4.    Pemeriksaan Penunjang
Ø  EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.      Analisa Data
NO
DATA SENJANG
ETIOLOGI
MASALAH
1.
DS :
a.       Klien mengatakan sering merasa sakit kepala dan pusing
b.      Ketika pusing mata terasa berkunang-kunang, dan susah tidur
DO :
c.       Klien tampak lemas
d.      Klien tampak agak tidak bersemangat
e.       TD : 190/100 mmHg
f.        Nadi: 90 x/m
g.       Pernafasan: 26 x/m
h.       Suhu: 35,0 oc
Intoleransi aktivitas
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

6.    Diagnosa
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.


No.
Diagnosa
Keperawatan
PERENCANAAN
Implementasi
Evaluasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasionalisasi
1. 


































Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan: Aktivitas pasien terpenuhi dengan.
Kriteria Hasil :
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,
- melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
1.      Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas  menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan.

2.      Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas  contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri.

3.      Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.







4.    Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya.


5.      Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas
1.   Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung









2.   Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual








3.   Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung

4.   teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen


5.   Meningkatkan toeransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan
1.    Mekaji toleransi pasien terhadap aktivitas














2.      Mekaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas 









3.      Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas





4.      Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya

5.    Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih
S :
Klien mengatakan kepalanya pusing.
O :
Klien tampak lemas.
TD: 190/ 100
P :
Masalah belum teratasi
A :
Interv ensi dihentikan, klien pulang.


Belum ada Komentar untuk "Resume Hipertensi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel